Industri perbankan, secara alami adalah
bisnis yang sangat kompetitif dan dibangun atas dasar kepercayaan nasabah.
Ditengah lingkungan bisnis yang dinamis, tantangan dunia perbankan sangat
jelas, yaitu bagaimana layanan bank tetap menguntungkan. Bagaimana meningkatkan
kapasitas sumber daya agar mencapai pertumbuhan yang lebih baik. Penerapan ICT
(Information and Communication Technology) di perbankan sudah tentu
bukan untuk efisiensi pengurangan SDM, apalagi di negeri kita yang sedang butuh
lapangan pekerjaan. Tetapi, teknologi justru diperlukan untuk meningkatkan
produktivitas per SDM melalui pengembangan bisnis.
Secara umum, terdapat dua aspek dimana ICT
berdampak besar terhadap pola bisnis suatu usaha, yaitu aspek Reach (jangkauan)
and Richness (kaya manfaat). Pada fase awal, e-Business
berdampak penghilangan perantara (disintermediation). Pada proses
disintermediation, perluasan bisnis (Reach) berbanding terbalik dengan
Richness. Misalnya, layanan perbankan umumnya sederhana (Low Richness) yaitu
hanya mencakup waktu dan nilai uang, sehingga penggunaan e-Business pada
layanan perbankan bisa menjangkau penetrasi layanan yang luas, ATM tersebar di
mana-mana (High Reach).
e-Business dengan didukung teknologi
internet dan mobile mampu mengubah kedua faktor menjadi sejalan. Fenomena ini
disebut dengan dekonstruksi (deconstruction). Misalnya, Toko Buku amazon.com dengan membuka layanan di
internet mampu menjangkau pelanggan yang luas (High Reach), dan kaya ragam
tawaran (High Richness) yaitu buku, elektronik, CD, dan lain sebagainya.
Demikian pula dengan layanan perbankan,
melalui teknologi internet dan mobile saat ini layanan perbankan sudah bergerak
menjadi e-Commerce yang kaya ragam tawaran. Misalnya memadukan layanan bank dan
pembayaran (pajak, kartu kredit, tagihan, isi ulang, dll) melalui terminal PC,
PDA, atau perangkat mobile nasabah. Inovasi bisnis berbasis ICT melalui
teknologi internet dan mobile memberi kemungkinan ekspansi dan produktivitas
bisnis perbankan (reduksi biaya per transaksi) dapat berjalan seiring.
Beberapa contoh meluasnya penerapan
internet diperbankan misalnya: ABN AMRO mengintegrasikan e-Business melalui
sistem hub arus pembayaran di Internet mendukung perdagangan global lintas
ekonomi. HSBC Membangun kepercayaan jasa dan transaksi keuangan on-line melalui
internet; Bank of America, membangun strategi portal untuk broker jasa
perbankan. Di tanah air, BCA memiliki layanan click and mobile melalui KlikBCA
dan M-BCA.
Dengan meluasnya penggunaan Internet dan
perangkat komunikasi mobile di masyarakat, membuat distribusi biaya transaksi
sebagian berpindah ke pelanggan atau nasabah. Pada era brick and mortar, biaya
transaksi sepenuhya diinvestasikan oleh Bank meliputi mesin Teller dan ATM.
Pada era click and mortar, layanan perbankan memanfaatkan penyebaran PC yang
telah tersedia di nasabah. Sedang pada era click and mobile semakin banyak
terminal adalah perangkat nasabah, disamping terminal ATM yang telah ada.
Dengan demikian, biaya per transaksi di
sisi bank akan terus menurun, karena sebagian biayanya didistribusikan ke
nasabah. Jumlah pelanggan selular, posisi Juni 2003, sebesar lebih kurang 15
juta, dan telepon sebesar 7.5 juta, secara potensial dapat mendistribusikan
layanan bank. Speed, Flexibility, dan Simplicity.
Apapun inisiatif bisnis tanpa melibatkan
teknologi adalah ilusi, namun ICT berkembang cepat diawali dengan hype,
gelombang cepat hype dihindari dengan merangkul teknologi hanya pada tahap
adanya kecerahan dan maturitas pasar. Oleh karena itu, di Industri perbankan,
proyek TI tidak akan habis sampai kapanpun, karena life cycle teknologi yang cepat
dan pelanggan semakin canggih dan melek teknologi.
Teknologi IP (internet protocol) dengan
atribut terbuka, mudah, murah membawa konvergensi dari kompetensi ICT, sehingga
pengembangan software bisa dilakukan oleh kelompok-kelompok pengembangan in-house
maupun outsourcing sejauh sesuai dengan master plan dari Strategi TI-nya.
Indikator yang menarik adalah pada era 90-an, Menurut Standish Group Research,
secara umum hanya 25% proyek yang selesai sesuai waktu, anggaran, dan fitur
yang dikehendaki. Pada era konvergensi saat ini, 75% proyek TI berjalan baik.
Isunya hanya tinggal proyek sesuai skedul atau tidak.
Meskipun tingkat pertumbuhannya moderat
(10-20%) tahun 2001-2002, dunia perbankan dan keuangan yang paling hati-hati
dalam menerapkan inisiatif e-Commerce, telah mulai meningkat keyakinannya dalam
menerapkan jasa keuangan melalui internet dan mobilility. Penerapan Internet di
perbankan berjalan dalam fase-fase. Fase paling awal adalah sosialisasi untuk
membangun e-culture yang basisnya dimulai dari jaringan korporat (intranet),
karena kita tidak bisa melompat langsung ke internet sebelum sistem internal
siap untuk menopangnya.
Setelah membangun e-culture, bank akan siap untuk mengkapitalisasi
kapabilitasnya ke dalam cara-cara baru untuk menggelar layanan kepada nasabah
dan mitra usaha. Baru kemudian pada tahap akhir, masuk ke fase transformasi
ekosistem finansial. Pada tahap ini akan terjadi efek berganda dari jaringan
internet, mobile, dan komunitas finansial, baik vertikal maupun horisontal.
Fase ini akan mengambil manfaat dari teknologi yang memberi keluwesan untuk
bisa melayani nasabah dengan cara yang lebih baik
Tidak ada komentar:
Posting Komentar