Selasa, 02 April 2013

Layanan internet dan mobile di industri perbankan



Industri perbankan, secara alami adalah bisnis yang sangat kompetitif dan dibangun atas dasar kepercayaan nasabah. Ditengah lingkungan bisnis yang dinamis, tantangan dunia perbankan sangat jelas, yaitu bagaimana layanan bank tetap menguntungkan. Bagaimana meningkatkan kapasitas sumber daya agar mencapai pertumbuhan yang lebih baik. Penerapan ICT (Information and Communication Technology) di perbankan sudah tentu bukan untuk efisiensi pengurangan SDM, apalagi di negeri kita yang sedang butuh lapangan pekerjaan. Tetapi, teknologi justru diperlukan untuk meningkatkan produktivitas per SDM melalui pengembangan bisnis.
Secara umum, terdapat dua aspek dimana ICT berdampak besar terhadap pola bisnis suatu usaha, yaitu aspek Reach (jangkauan) and Richness (kaya manfaat). Pada fase awal, e-Business berdampak penghilangan perantara (disintermediation). Pada proses disintermediation, perluasan bisnis (Reach) berbanding terbalik dengan Richness. Misalnya, layanan perbankan umumnya sederhana (Low Richness) yaitu hanya mencakup waktu dan nilai uang, sehingga penggunaan e-Business pada layanan perbankan bisa menjangkau penetrasi layanan yang luas, ATM tersebar di mana-mana (High Reach).
e-Business dengan didukung teknologi internet dan mobile mampu mengubah kedua faktor menjadi sejalan. Fenomena ini disebut dengan dekonstruksi (deconstruction). Misalnya, Toko Buku amazon.com dengan membuka layanan di internet mampu menjangkau pelanggan yang luas (High Reach), dan kaya ragam tawaran (High Richness) yaitu buku, elektronik, CD, dan lain sebagainya.
Demikian pula dengan layanan perbankan, melalui teknologi internet dan mobile saat ini layanan perbankan sudah bergerak menjadi e-Commerce yang kaya ragam tawaran. Misalnya memadukan layanan bank dan pembayaran (pajak, kartu kredit, tagihan, isi ulang, dll) melalui terminal PC, PDA, atau perangkat mobile nasabah. Inovasi bisnis berbasis ICT melalui teknologi internet dan mobile memberi kemungkinan ekspansi dan produktivitas bisnis perbankan (reduksi biaya per transaksi) dapat berjalan seiring.
Beberapa contoh meluasnya penerapan internet diperbankan misalnya: ABN AMRO mengintegrasikan e-Business melalui sistem hub arus pembayaran di Internet mendukung perdagangan global lintas ekonomi. HSBC Membangun kepercayaan jasa dan transaksi keuangan on-line melalui internet; Bank of America, membangun strategi portal untuk broker jasa perbankan. Di tanah air, BCA memiliki layanan click and mobile melalui KlikBCA dan M-BCA.
Dengan meluasnya penggunaan Internet dan perangkat komunikasi mobile di masyarakat, membuat distribusi biaya transaksi sebagian berpindah ke pelanggan atau nasabah. Pada era brick and mortar, biaya transaksi sepenuhya diinvestasikan oleh Bank meliputi mesin Teller dan ATM. Pada era click and mortar, layanan perbankan memanfaatkan penyebaran PC yang telah tersedia di nasabah. Sedang pada era click and mobile semakin banyak terminal adalah perangkat nasabah, disamping terminal ATM yang telah ada.
Dengan demikian, biaya per transaksi di sisi bank akan terus menurun, karena sebagian biayanya didistribusikan ke nasabah. Jumlah pelanggan selular, posisi Juni 2003, sebesar lebih kurang 15 juta, dan telepon sebesar 7.5 juta, secara potensial dapat mendistribusikan layanan bank. Speed, Flexibility, dan Simplicity.
Apapun inisiatif bisnis tanpa melibatkan teknologi adalah ilusi, namun ICT berkembang cepat diawali dengan hype, gelombang cepat hype dihindari dengan merangkul teknologi hanya pada tahap adanya kecerahan dan maturitas pasar. Oleh karena itu, di Industri perbankan, proyek TI tidak akan habis sampai kapanpun, karena life cycle teknologi yang cepat dan pelanggan semakin canggih dan melek teknologi.
Teknologi IP (internet protocol) dengan atribut terbuka, mudah, murah membawa konvergensi dari kompetensi ICT, sehingga pengembangan software bisa dilakukan oleh kelompok-kelompok pengembangan in-house maupun outsourcing sejauh sesuai dengan master plan dari Strategi TI-nya. Indikator yang menarik adalah pada era 90-an, Menurut Standish Group Research, secara umum hanya 25% proyek yang selesai sesuai waktu, anggaran, dan fitur yang dikehendaki. Pada era konvergensi saat ini, 75% proyek TI berjalan baik. Isunya hanya tinggal proyek sesuai skedul atau tidak.
Meskipun tingkat pertumbuhannya moderat (10-20%) tahun 2001-2002, dunia perbankan dan keuangan yang paling hati-hati dalam menerapkan inisiatif e-Commerce, telah mulai meningkat keyakinannya dalam menerapkan jasa keuangan melalui internet dan mobilility. Penerapan Internet di perbankan berjalan dalam fase-fase. Fase paling awal adalah sosialisasi untuk membangun e-culture yang basisnya dimulai dari jaringan korporat (intranet), karena kita tidak bisa melompat langsung ke internet sebelum sistem internal siap untuk menopangnya.
Setelah membangun e-culture, bank akan siap untuk mengkapitalisasi kapabilitasnya ke dalam cara-cara baru untuk menggelar layanan kepada nasabah dan mitra usaha. Baru kemudian pada tahap akhir, masuk ke fase transformasi ekosistem finansial. Pada tahap ini akan terjadi efek berganda dari jaringan internet, mobile, dan komunitas finansial, baik vertikal maupun horisontal. Fase ini akan mengambil manfaat dari teknologi yang memberi keluwesan untuk bisa melayani nasabah dengan cara yang lebih baik

Tidak ada komentar:

Posting Komentar